Kamis, 23 Januari 2014

Andai Bumi Bisa Ngomong

Aku adalah bumi. Aku terkenal karena dapat dihuni oleh manusia dan mahluk hidup lain. Mungkin aku juga terkenal karena kerusakan di sana sini di umur yang setua ini.
Andai ada yang mau menanam tumbuhan, aku pasti nggak gundul di sana sini. Tapi, manusia cuma bisa menebangi pohon untuk rumah dan lain sebagainya. Kalau ada banjir pada musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau, mereka cuma bisa menyalahkan alam. Aku juga kan yang kena.
Andai mereka tau kalau sebenarnya aku kesakitan digali di sana sini. Mereka malah sibuk menambang dan kelama-lamaan menjadi rakus. Aku dieksploitasi habis-habisan. Kalau sudah sampai level ‘hampir habis’, mereka baru sadar. Ada sebagian yang mau hemat energi, tapi sepertinya belum banyak yang menyadarinya.
Andai teknologi dan industri belum ada, pasti aku nggak ditimbuni sampah di sana sini. Paling nggak mereka peduli dalam urusan daur ulang sampah saja, aku bisa sedikit lega. Aku benci plastik dan styrofoam! Kawan-kawanku, para bakteri pengurai, bekerja keras menghancurkan benda-benda itu. Butuh waktu lama sekali, padahal plastik-plastik sudah menumpuk dan bertebaran di kulitku. Aduh!
Selain itu, penemuan-penemuan manusia cuma bikin aku susah. Mereka jadi melupakanku. Mereka mencemari segalanya, dari tanah, air, udara, sampai pada tahap pemanasan global. Sebagian dari tubuhku hilang karena mencair. Tempat-tempat indah di berbagai benua akan lenyap. Oh, aku akan kalah keren dari planet-planet lain.
Kupikir aku dan manusia bersahabat baik. Tapi nyatanya manusia tidak peduli padaku. Jadi, jangan salahkan jika akhir-akhir ini aku marah. Mereka bahkan tidak menyelamatkanku secara total, malah mulai mencari planet lain yang mungkin bisa dijadikan tempat tinggal. Huhuhu, aku akan ditinggalkan.
Ah, seandainya aku bisa ngomong….



Artikel ini pernah diikutin lomba dalam rangka menyambut Hari Bumi 2011, di FMIPA UM (yang ngadain dari HMJ atau BEM, aku lupa. :p). Karena kalah serius sama artikel lain, akhirnya aku berhasil jadi juara 2....., dari bawah. Kaok~ kaok~ kaok~...
Lepas dari itu, semoga artikel ini bisa menumbuhkan rambut, hash, kesadaran pentingnya sayang sama bumi. Toh sebagian dari bencana alam yang lagi ngeksis di Indonesia, datangnya dari kelakuan nggak bertanggung jawab manusianya sendiri. :)

0 komentar:

Posting Komentar