Senin, 22 Februari 2016

Akyu Ngefans Kamyu~

Tulisan ini berangkat dari ngelamun part sekianku, yang otomatis mengalir. Semoga tidak bingung, wahai para pengintip anak manis.. haha

Aku memotret beberapa kejadian di keseharian.

Ada orang yang mungkin aslinya baik-baik saja atau baru “coba-coba” sesat dikit menjadi sesat dengan penuh totalitas HANYA karena dia ngefans atau bergaul dengan seseorang yang prinsip hidupnya begitu juga. Dari yang sifat yang semacam rakus, tamak (HAH, LEMAK?? *ditabok* *LOL*), sampai pada penyimpangan seksual. Padahal masih ada cewek kece single, kok cintanya sama sesama cowok sih? EHEM~

Ada fans artis tertentu yang rela bela mati-matian idolanya, padahal sama orang tuanya belom tentu berbakti segitunya. Artisnya baru dikritik dikit, mungkin dia rela ngontak Korea Utara. LOL.

Ada individu yang nggak mau menikah kalo bukan sama gebetannya yang itu. Diiyain aja biar cepet, dia cuma butuh jatuh cinta lagi. Kalo jodohnya bukan sama yang itu, yakali mau bertengkar sama Sang Sutradara? Hihi..

Ada ABG yang rela nodong orang tuanya dan ngancam-ngancam mau terjun ke parit tetangga, kalo nggak dibolehin nonton konser artis luar negeri. Padahal kan surga ga ada di telapak kaki artis. Mwahaha.

Ada beberapa orang yang cinta “buta”. Buta, karena cuma lihat apa yang dicitrakan seseorang di media sosial, cuma denger suaranya sesekali, cuma lihat senyumnya sekilas, cuma lihat postingan di blognya. EH, BENTAR.. *dadah-dadah ala Putri Indonesia*

Khusus yang ini, aku termasuk orang yang mudah jatuh cinta sama pola pikir, kelakuan seseorang. Padahal sejak kecil aku nggak gampang ngefans (backsound: KAMU PIKIR SEMUA INI MUDAH BUAT AKUH, BANGG??? *okay* *LOL*), meskipun lingkungan, eh, teman-teman sebayaku njerit-njerit kayak kejepit pintu pas lihat artisnya di majalah atau TV. Meskipun orang itu pejabat, kaya, kenal sama presiden, pernah gendong kucingnya Tarzan, kalo ngelap ingus pakek seratusribuan, suka tebar-tebar cek kosong di jalan depan rumah, hidungnya mancung kayak menara Eiffel, TRUS MEMANGNYA KENAPA? Nggak cocok ya nggak cocok aja. Agar memastikan ngefans sama mahluk yang tepat, biasanya aku mengamati atau sekalian nguji***. Lho kok gitu? Tuh lihat bio, kan bidadari jahil. *cengengesan* Aku percaya sama orang-orang yang pada saat sesuatu-yang-nggak-banget terjadi, dia (beliau) konsisten sama citra yang ia (beliau) tampilkan sebelum ada apa-apa. Menurutku, pencitraan itu bisa dibikin atau kitanya yang salah interpretasi saking sukanya. Kedewasaan dan keimanan seseorang sangat diuji saat titik terendah dalam hidup. Kan, tua belum tentu dewasa. Yakali calon mahasiswa aja yang bisa diuji saringan masuk. J

JADI LAA, SELAMA INIHH... :))

Ya gitu deh. Segala sesuatu di dunia ini nggak ada yang abadi. Kecuali dia berhasil membawamu maju. Maju kemana? Maju mudur cantik? wkwkwk. Maju urusan dunia akhirat dong, kak. J

Cintai seseorang secukupnya saja.. Tanpa cinta, hidup nggak sedap. Tapi kebanyakan penyedap rasa, juga nggak enak kan?
Aih, sedhappp~

***tidak termasuk Rasulullah SAW, bagi yang mengimaninya. J

Jumat, 12 Februari 2016

Siapakah Juaranya?

"You got a fast car
I want a ticket to anywhere
Maybe we make a deal
Maybe together we can get somewhere
Any place is better
Starting from zero got nothing to lose
Maybe we'll make something
Me myself I got nothing to prove"
(Tobtok feat River - Fast Car)


Suatu waktu, dalam sebuah perjalanan panjang -halah-.. aku dengerin anak kecil yang duduk di belakangku berceloteh ke ibunya..
"Bu, ibu.. ada bus, bu.."
Ibunya mengiyakan saja.
"Ibu tau ndak siapa yang menang? Ya bus yang sampai duluan ke terminal!" katanya bersemangat.

Nggak tau kenapa, aku menolak pernyataan anak itu. Buktinya, sampai sekarang aku ingat detil perkataan anak itu. Biasanya mah pelupa. :p


Eh, bentar.. aku bahas apa tadi?
Oh ya, kata- katanya anak kecil.
Hehehe..

Aku nggak setuju kalo bus yang menang adalah bus yang duluan sampai terminal. Kalo itu yang jadi patokan pemenang, pasti semua sopir ugal-ugalan. Kan, yang duluan yang sampai terminal yang juwarak!
Menurutku, yang menang ya yang bus yang woles tapi tepat waktu, yang nggak ugal-ugalan tapi juga nggak jalan kayak siput, yang nggak bikin penumpangnya mual gara-gara nikung ala Fast & Furious, yang nggak suka ngerem mendadak kayak detak jantung kalo mendadak ketemu sama gebetan. KOK SALAH FOKUS YA INI?? okay. maap.

Pokoknya intinya, yang terburu-buru, yang paling cepat, belum tentu jadi juara.

YA MEMANGNYA PENTING MBAHAS ITU, LA?

Ya coba dimetaforakan gitu.. Misalnya, yang belum ketemu jodohnya, yang belum selesai tesisnya.. padahal di sekitar udah pada berkomitmen, udah pada ujian komisi, ujian proposal..

Semua pasti menemui akhir dari pencarian. Tapi tidak semuanya menikmati perjalanannya. Nemuin jodoh, jodohnya ya [inshaallah] satu untuk selamanya. Bikin penelitian atau ujian akhir untuk satu judul, satu jurusan ya [inshallah] sekali seumur hidup. Masa iya, stress tiap hari pas berproses? :)

Lagian, membandingkan diri sendiri sama orang lain itu nggak ada abisnya. Menurutku, musuh terbesar ya diriku sendiri. Mau mbanding-mbandingin, mau ngetawain kesalahan, ya pantesnya ke diri sendiri yang kemaren. Jadi, kita tau diri kita yang sekarang lebih elegan -UHUK- bukan dari siapapun, melainkan dari si penggalao yang kemaren nangis cuma dari hal-hal sepele [sepele kalo dilihat dari sudut pandang kita yang sekarang].


Terus, kalo ga cepet-cepet ntar kan nggak bisa menjalani perjuangan yang selanjutnya?

Perjuangan? Yakin itu perjuangan? Bukan siksaan, tuntutan, atau permintaan orang lain? Yakin itu maumu? *jawil dagu* :D
Kalo cepet-cepet itu adalah sebuah seni atau sejenis refreshing dalam hidupmu ya monggo, silahkan terburu-buru dengan senang hati. Kesadaran dan kemampuan masing-masing orang berbeda. Percayalah, mereka yang melakukan sesuatu yang mereka cintai tidak akan merasa menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, atau aslinya berproses sangat amat lama tapi kerasa cepat karena bahagia. Beda sama orang yang terburu-buru menyelesaikan sesuatu karena tidak betah, jatohnya malah kerasa lama, stress, insomnia, rambut rontok, borong cemilan, sesenggukan di pojokan lemari... Hehehe..

Yawes. Segitu aja. Dari tadi bacanya jurnal psikologi, mikirnya malah ke sini.. mwahaha..


(anak manis yang suka gagal fokus)
mumumu~