Jumat, 12 Februari 2016

Siapakah Juaranya?

"You got a fast car
I want a ticket to anywhere
Maybe we make a deal
Maybe together we can get somewhere
Any place is better
Starting from zero got nothing to lose
Maybe we'll make something
Me myself I got nothing to prove"
(Tobtok feat River - Fast Car)


Suatu waktu, dalam sebuah perjalanan panjang -halah-.. aku dengerin anak kecil yang duduk di belakangku berceloteh ke ibunya..
"Bu, ibu.. ada bus, bu.."
Ibunya mengiyakan saja.
"Ibu tau ndak siapa yang menang? Ya bus yang sampai duluan ke terminal!" katanya bersemangat.

Nggak tau kenapa, aku menolak pernyataan anak itu. Buktinya, sampai sekarang aku ingat detil perkataan anak itu. Biasanya mah pelupa. :p


Eh, bentar.. aku bahas apa tadi?
Oh ya, kata- katanya anak kecil.
Hehehe..

Aku nggak setuju kalo bus yang menang adalah bus yang duluan sampai terminal. Kalo itu yang jadi patokan pemenang, pasti semua sopir ugal-ugalan. Kan, yang duluan yang sampai terminal yang juwarak!
Menurutku, yang menang ya yang bus yang woles tapi tepat waktu, yang nggak ugal-ugalan tapi juga nggak jalan kayak siput, yang nggak bikin penumpangnya mual gara-gara nikung ala Fast & Furious, yang nggak suka ngerem mendadak kayak detak jantung kalo mendadak ketemu sama gebetan. KOK SALAH FOKUS YA INI?? okay. maap.

Pokoknya intinya, yang terburu-buru, yang paling cepat, belum tentu jadi juara.

YA MEMANGNYA PENTING MBAHAS ITU, LA?

Ya coba dimetaforakan gitu.. Misalnya, yang belum ketemu jodohnya, yang belum selesai tesisnya.. padahal di sekitar udah pada berkomitmen, udah pada ujian komisi, ujian proposal..

Semua pasti menemui akhir dari pencarian. Tapi tidak semuanya menikmati perjalanannya. Nemuin jodoh, jodohnya ya [inshaallah] satu untuk selamanya. Bikin penelitian atau ujian akhir untuk satu judul, satu jurusan ya [inshallah] sekali seumur hidup. Masa iya, stress tiap hari pas berproses? :)

Lagian, membandingkan diri sendiri sama orang lain itu nggak ada abisnya. Menurutku, musuh terbesar ya diriku sendiri. Mau mbanding-mbandingin, mau ngetawain kesalahan, ya pantesnya ke diri sendiri yang kemaren. Jadi, kita tau diri kita yang sekarang lebih elegan -UHUK- bukan dari siapapun, melainkan dari si penggalao yang kemaren nangis cuma dari hal-hal sepele [sepele kalo dilihat dari sudut pandang kita yang sekarang].


Terus, kalo ga cepet-cepet ntar kan nggak bisa menjalani perjuangan yang selanjutnya?

Perjuangan? Yakin itu perjuangan? Bukan siksaan, tuntutan, atau permintaan orang lain? Yakin itu maumu? *jawil dagu* :D
Kalo cepet-cepet itu adalah sebuah seni atau sejenis refreshing dalam hidupmu ya monggo, silahkan terburu-buru dengan senang hati. Kesadaran dan kemampuan masing-masing orang berbeda. Percayalah, mereka yang melakukan sesuatu yang mereka cintai tidak akan merasa menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, atau aslinya berproses sangat amat lama tapi kerasa cepat karena bahagia. Beda sama orang yang terburu-buru menyelesaikan sesuatu karena tidak betah, jatohnya malah kerasa lama, stress, insomnia, rambut rontok, borong cemilan, sesenggukan di pojokan lemari... Hehehe..

Yawes. Segitu aja. Dari tadi bacanya jurnal psikologi, mikirnya malah ke sini.. mwahaha..


(anak manis yang suka gagal fokus)
mumumu~

0 komentar:

Posting Komentar