Sabtu, 26 Januari 2013

Penonton Sinetron


Manusia, terutama cewek, khususnya para mommy, paling ngerasa pintar kalo pas nonton sinetron. Sinetron percintaan apalagi. Sampe tv diajak ngomong loh!
Begitu si Alfonso selingkuh, pasti yang nonton pada teriak, “Woy, pacarmu selingkuhhh… Lihat tuh, sikapnya aja udah berubah gitu. Masa’ ngga nyadar sih??” atau “Coba noleh kanannn… kanannn…, bukann.. kanan yang satunya lagi…” Eh, itu lagi nonton sinetron, bola, apa film setan yak? Jyahahaha.

Truss…, mari kita beralih ke kejadian sehari-hari.

Hidup nggak lepas dari masalah, beberapa mirip cerita sinetron dengan tingkat ke-lebay-an berbeda.
Saat kita jadi penonton, apa yang terjadi?
Kita melihat masalah orang dengan sangat jelas.
Kita tiba-tiba sering mengucapkan –entah di dalam hati atau sampai keluar dari mulut- “seharusnya begini lhoo…” .
Kita jadi penasihat terbaik sepanjang masa dengan kebijaksanaan tingkat internasional.
Bahkan ada yang sampai meremehkan, menertawakan sikap orang lain dalam mengambil keputusan.
Beberapa orang lainnya ingin jadi penyelamat –meskipun taruhannya besar- dengan berkata pada orang bermasalah tersebut bahwa pilihan yang diambilnya kurang tepat. Dan kadang memaksa.
Beberapa cuek, karena tidak mau ikut berpikir atau menganggap hal seperti itu tidak penting.
Beberapa bersikap ekstrim dengan mengutuk “sutradara” karena menghadirkan masalah sepelik itu.
Sebagian yang lain malah mengekstrimkan diri dengan mengandaikan diri sebagai si antagonis.
Ah, begitulah.
Manusia dan masalahnya.
Yang ditonton bermasalah, kadang yang menonton lebih bermasalah.

Pertanyaannya, kalau si penonton dapat masalah yang sama, bisakah dia berpikir sejelas saat dia menonton? J
Berimajinasilah. Merasa pandailah dalam setiap keadaan.
Jika itu menyelamatkanmu.
J

0 komentar:

Posting Komentar