Manusia, terutama cewek, khususnya para mommy, paling
ngerasa pintar kalo pas nonton sinetron. Sinetron percintaan apalagi. Sampe tv
diajak ngomong loh!
Begitu si Alfonso selingkuh, pasti yang nonton pada teriak,
“Woy, pacarmu selingkuhhh… Lihat tuh, sikapnya aja udah berubah gitu. Masa’
ngga nyadar sih??” atau “Coba noleh kanannn… kanannn…, bukann.. kanan yang
satunya lagi…” Eh, itu lagi nonton sinetron, bola, apa film setan yak?
Jyahahaha.
Truss…, mari kita beralih ke kejadian sehari-hari.
Hidup nggak lepas dari masalah, beberapa mirip cerita
sinetron dengan tingkat ke-lebay-an berbeda.
Saat kita jadi penonton, apa yang terjadi?
Kita melihat masalah orang dengan sangat jelas.
Kita tiba-tiba sering mengucapkan –entah di dalam hati atau
sampai keluar dari mulut- “seharusnya begini lhoo…” .
Kita jadi penasihat terbaik sepanjang masa dengan
kebijaksanaan tingkat internasional.
Bahkan ada yang sampai meremehkan, menertawakan sikap orang
lain dalam mengambil keputusan.
Beberapa orang lainnya ingin jadi penyelamat –meskipun
taruhannya besar- dengan berkata pada orang bermasalah tersebut bahwa pilihan
yang diambilnya kurang tepat. Dan kadang memaksa.
Beberapa cuek, karena tidak mau ikut berpikir atau
menganggap hal seperti itu tidak penting.
Beberapa bersikap ekstrim dengan mengutuk “sutradara” karena
menghadirkan masalah sepelik itu.
Sebagian yang lain malah mengekstrimkan diri dengan
mengandaikan diri sebagai si antagonis.
Ah, begitulah.
Manusia dan masalahnya.
Yang ditonton bermasalah, kadang yang menonton lebih
bermasalah.
Pertanyaannya, kalau si penonton dapat masalah yang sama,
bisakah dia berpikir sejelas saat dia menonton? J
Berimajinasilah. Merasa pandailah dalam setiap keadaan.
Jika itu menyelamatkanmu.
J
0 komentar:
Posting Komentar