Rabu, 12 Januari 2011

Anie's First Kiss


       “Selamat ulang tahun, dear Stephanie…!!” Semua orang bergemuruh mengucapkan hal serupa.
Setelah Stephanie meniup lilin angka berbentuk 17, ia memotong kue ulang tahunnya. Ketika ia hendak  mengelilingi para tamu untuk memberi hormat, tiba-tiba matanya ditutup dan diseret keluar rumah oleh seseorang. Sampai di samping rumah, ia membuka matanya.
“Danie?”,serunya seraya terkejut.
Belum sempat hilang rasa terkejutnya, tiba-tiba Danie mengecup bibirnya. “I hope it will be your first kiss, Anie…”
Stephanie meronta ingin segera dilepaskan. Dengan sekuat tenaga, ia menampar laki-laki itu.
Anie berteriak,” Shut up! Selama ini aku betah di sampingmu, karena paksaan orang tuaku. So, jangan macam-macam menyentuhku. Atau kita berpisah saja.”
Danie tertawa, meskipun wajahnya merah padam terkena tamparan dari Anie dan berkata “Aku tau ini bukan ciuman pertamamu. Masihkah kau ingat luka ini?” Danie menunjukkan luka di bagian pundaknya.
Stephanie heran,”Apa hubungannya denganku?”
“Kau tentu ingat anak laki-laki yang jatuh bersamamu dari sepeda dan terpental ke jalanan, hingga kau harus dirawat di rumah sakit karena luka di kepala?”
Stephanie tidak jadi meningglkan Danie dan terbengong-bengong atas penjelasan panjang lebar Danie,”Kenapa kau tau masa kecilku?”
˜¯
“Halo, namaku Anie, oh sorry, Stephanie Steward maksudku.”,katanya sambil memberi hormat kepada tetangga baru.
 Si kecil Anie melakukannya sambil malu-malu di dibelakang rok ibunya.
“Ow, anak Anda lucu sekali Mr and Mrs Steward…dan cantik. Kami adalah keluarga Andrew. Anak laki-laki kami sibuk mengatur barang-barangnya di atas. Namanya Dan. Kau tentu mau menjadi temannya kan, Anie?” Anie hanya mengangguk.
“Apakah kalian mau makan malam di rumah kami?”,tanya Mr Steward.
“Oke, kami akan mengajak anak kami, Dan.”
“Tepat pukul 7, oke?”
 “Yeah!”, jawab keluarga Steward serempak.
Desa Oily Farm terletak di pinggiran kota. Suasananya tenang dan nyaman. Kebanyakan penduduknya merupakan orang kota yang pindah untuk mencari tempat peristirahatan dan ketenangan. Dari sejam yang lalu, rumah keluarga Steward ramai dengan suara piring dan gelas. Kini tepat pukul 7. Semua masakan terhidang di meja dan mereka menunggu kehadiran keluarga Andrew. Mereka datang, tetapi tanpa membawa anak mereka, Dan. Anie sempat kecewa, karena ia pikir malam hari itu ia akan mendapat teman baru.
“Sorry, Anie. Kami minta maaf karena Dan tak bisa ikut malam hari ini karena ia sakit. Tiba-tiba saja perutnya sakit.”,kata Mrs Andrew.
“Tak apa, Mrs Andrew, mungkin sehabis makan malam, Anie harus segera tidur karena besok adalah hari sekolah,”kata Mrs Steward, “iya kan Anie?”.
Anie tak menjawab dan mengangguk pelan.
Setelah makan malam, Anie segera naik ke tempat tidur. Karena belum bisa memejamkan matanya, Anie bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju jendela kamar. Dari jendela itu ia dapat memandang beranda rumah sebelah. Dari balik jendela ia melihat anak laki-laki seusia dirinya sedang berdiri termenung di bernda rumah sebelah. Merasa diperhatikan, anak laki-laki itu memalingkan mukanya ke arah Anie. Jantung Anie berdegup kencang, mungkin karena ketampanan anak itu atau mungkin karena ia kaget.
Anie memutuskan menyapanya,”Hai, apakah kau anak Mr Andrew yang bernama Dan?”
“Yeah, tau dari mana kau?”
“Ibumu yang memberitahuku. Bukankah kau lagi sakit perut? Kenapa ada di luar rumah? Kan udaranya dingin, sebab lagi musim dingin.”
Dengan kasar anak itu menjawab,”Aku tau kalau sekarang lagi musim salju dan itu bukan urusanmu.”, sambil melemparkan gumpalan kertas ke wajah Anie.
Karena kaget, Anie terpekik,”Aku kan hanya menanyakan keadaanmu. Dasar!”
Anie masuk dan kembali dari balik jendela dengan membawa lebih banyak gumpalan kertas. Ia melemparkan gumpalan kertas itu ke wajah Dan. Dan membalas. Semalam suntuk mereka perang-perangan kertas. Tak heran kalau keesokan harinya Anie dan Dan sama-sama sakit flu, karena tertidur di jendela.
“Anie…Anie….maukah kau pergi ke sekolah bersama Dan?”, kata Mr Andrew di depan pintu rumah Anie.
“Okay, Mr Andrew.”, sahut Anie, singkat.
 Setelah Mr Andrew berlalu, Dan berkata,”Halo, gadis bawel! Ayo kita berangkat ke sekolah sama-sama.”
 “Heh, siapa yang kau sebut gadis bawel itu. Aku kan hanya menanyakan keadaanmu. Dasar anak sakit-sakitan!”
Sepanjang perjalanan mereka terdiam sambil mengendarai sepeda masing-masing.
Sampai pada suatu tikungan, Anie dikejutkan oleh suara kasar yang menghardiknya. “Anie, my sweetheart, kenapa kau bersepeda berdua dengan laki-laki asing. Sini, biar kuantarkan kau ke sekolah. He…he…he…. Hei, kau anak baru menyingkir dari sisi Anie atau kau tak akan pernah bersekolah lagi.”
Dan turun dari sepedanya dan mengucapkan suatu yang tak diduga,”Maksudmu aku? Gadis bawel ini hanya mengikutiku ke sekolah. Kalau mau mengantarnya, ya antar saja.”
Anie kaget dan berbisik-bisik di samping Dan,”Oh my God, kamu bodoh banget sih! Itu berandalan di sini. Bukannya membelaku, tapi malah menyerah. Kamu ternyata anak laki-laki yang lemah.”
“Heh, kenapa bisik-bisik? Ayo, ke sini Anie….”, kata berandalan itu sambil menyeret Anie. Anie mulai berteriak-teriak.
“Tunggu dulu, kau kan bilang hanya mengantarkan, bukan memaksanya, bahkan menyakitinya.”,kata Dan pada akhirnya.
“Dasar kurang ajar!”,kata si anak berandalan sambil menyerang Dan.
Mereka bergumul di atas salju. Setelah berguling-guling di atas salju cukup lama, Dan memenangkan pertarungan dengan memar di matanya. Berandalan itu lari dan masih sempat merusak sepeda Anie.
 “Dan, tak apakah kamu ?”,kata Anie sambil mengeluarkan saputangannya,”perlukah kupapah untuk berjalan?”
 “Tak usah, Anie….ups…gadis bawel, maksudku.”
Dengan marah yang dibuat-buat, Anie hendak memukul Dan dengan main-main. Tetapi lapisan es yang licin bekas perkelahian tadi membuat langkah Anie terhenti dan terpeleset dan… Anie jatuh tepat di pelukan Dan.
“Maaf…aku tak tau kalau aku akan terpeleset, Dan. Maaf…” Tiba-tiba ada benda yang hangat menempel di bibirnya. Astaga, Dan menciumnya. Itu ciuman pertama Anie.
“Dasar cerewet, hematlah tenagamu. Perjalanan masih jauh.”, kata Dan setelah mengecupnya, “itu untuk membungkammu adalah alasan pertama. Alasan kedua adalah aku suka padamu……walaupun kau cerewet.”
Anie kaget setengah mati, dan bingung ingin berbuat apa. Ia terduduk diam di atas pangkuan Dan.
“Hei, kau ini berniat menyiksaku ya? Atau kau betah duduk di atas pangkuanku? Anieeee….!”
 Tanpa berkata apa-apa, Anie bangkit dari duduknya. Ia meneruskan perjalanan bersama Dan dengan berjalan kaki. Ajaib sekali, Anie jadi anak pendiam hari ini di sekolah.
Anie akhirnya berboncengan dengan Dan dan kini telah setengah perjalanan pulang ke rumah. Sepeda Anie rusak karena kejadian tadi pagi. Ketika sampai di tikungan yang licin karena bersalju, ban sepeda Dan terpeleset lalu mereka berdua jatuh ke tanah. Tubuh Anie terpental ke tanah dan kepalanya terantuk jalanan berlapis es. Sedangkan bahu Dan terkena setir sepeda. Dan memutuskan untuk meninggalkan sepedanya dan pulang berjalan kaki sambil menggendong Anie yang tak sadarkan diri. Tenaga Dan terkuras dan jatuh pingsan di depan pekarangannya.
˜¯
“Dan? Dan Andrew?”,tanya Anie.
“Benar, akulah Danie Andrew. Setelah kecelakaan itu, keluargamu pindah untuk pengobatanmu di kota. Kamu mengalami gagar otak ringan dan sebagian memory masa lalumu hilang begitu saja. Aku telah mencarimu ke mana-mana. Sorry, aku hanya ingin memberimu kejutan dengan menyamar , tapi ga nyangka kamu akan marah seperti ini,”jawab Dan sambil mngeluarkan cincin dari dalam sakunya dan sambil bertanya,”Maukah kau menjadi…”
Ucapan Dan terhenti seketika, saat bibirnya tertahan oleh kenangan masa lalunya. “Sstttt…kamu udah cukup banyak cerita hari ini. Dasar laki-laki bawel. Ini kulakukan untuk membungkammu,”bisik Anie ,”adalah alasan pertama dan karena aku mengiyakan permohonanmu adalah alasan kedua….meskipun kau adalah laki-laki yang cerewet.”  

THE END

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Kalo yang ini cuma iseng doank...
Terinspirasi dari novel-novel inggris.., jadinya keminggris...
hahaha

Posting Komentar